Pustakawan Generasi Z dan Perpustakaan Masa Depan
McCrindle, sebagaimana dikutip oleh Emily (2010) mengatakan bahwa anak yang
lahir antara 1994-2004 diberi julukan sebagai generasi Z yang merupakan
kelanjutan generasi X dan Y sebelumnya. Pemahaman yang mendalam akan
karakteristik generasi ini akan membantu kita mengenali lebih baik akan tingkah
laku maupun cita-cita mereka sehingga harapan yang kita rumuskan juga tidak
berangkat dari asumsi yang kurang tepat.
Generasi Z adalah generasi pertama yang lahir di saat TIK telah berkembang
dengan lengkap (PC, Laptop, Smartphone, Internet). Mereka sulit membayangkan
hidup tanpa teknologi karena mereka adalah penduduk asli dunia digital/digital natives. Mereka tidak mempunyai
kesulitan berinteraksi dengan teknologi, bahkan dunianya adalah TIK itu
sendiri. Ketergantungan mereka pada perangkat teknologi ini mengkhawatirkan
karena mereka cenderung menyendiri (di kamar) meski sibuk berinteraksi secara
digital dengan komunitasnya. Hal ini mungkin akan mengganggu kesehatan fisikal
dan sosial anak.
Generasi Z terbiasa dengan multitasking (melakukan banyak hal
sekaligus) karena mereka terbiasa mendengarkan musik serta menonton video
bahkan sekaligus sambil makan. Kebiasaan ini merngurangi fokus. Akibatnya
ketelitian dan kemendalaman menurun; generasi ini kurang mampu menganalisis
data yang kompleks dan banyak. Segala informasi dapat diperoleh dengan mudah
dan cepat melalui Google. Mereka
selalu terbiasa terhubung dengan internet, sehingga disebut homo conectus. Dikemudian hari akan
lahir generasi yang sangat berpengetahuan atau sebaliknya generasi tanpa
pengetahuan sebab semuanya bisa dipelajari dahulu lewat Google sebelum bertindak.
Perpustakaan masa depan akan semakin
mendukung generasi Z karena perpustakaan masa depan akan menggunakan teknologi
menjadi perpustakaan digital dengan PC. Selain itu juga munculnya robot
perpustakaan yang membantu manusia semakin lebih baik dalam memanfaatkan
perpustakaan. Tidak hanya pustawakan tetapi user juga terbantu dengan adanya
robot perpustakaan. Dan, perpustakaan masa depan akan muncul dengan desain dan
arsitektur yang lebih menarik (Nurfadlliah, 2017).
Lalu bagaimana dengan pustakawan di
masa depan? Bagaimana pustakawan generasi Z ini berkarya? Tentu saja seorang
pustakawan juga akan semakin banyak “pekerjaan” di jaman berkembangnya teknologi.
Salah satunya adalah pustawakan diharapkan mampu bersinergi dengan ahli
teknologi, dimana para ahli teknologi ini menciptakan teknologi baru dan para
pustakawan menjadi “manager” dalam mengembangkan-dan menggunakannya. Pustakawan
masa depan tentu saja harus lebih kreatif, inovatif, menangkap kebutuhan user,
mengembangkan banyak hal termasuk mengubah konsep mereka tidak hanya menjadi “petugas
penjaga perpustakaan” tetapi orang yang produktif dalam tulis-menulis, sharing knowledge bersama user dan mengupayakan
agar mereka mampu menganalisi lebih dalam (tantangan pustakawan generasi Z).
Referensi:
Emily, R. (2010). How to Connect to
Generation Z. Smart Company.com.au (Private Media Pty Ltd) https://www.sunshinecoastdaily.com.au/news/smart-company-how-connect-generation-z/519422/
diunduh 30 Mei 2018
Komentar
Posting Komentar