Teknologi Argumented Reality : Sarana Pelayanan Pustakawan Agar Menjadi Lebih Baik.
Teknologi
Argumented Reality:
Sarana Pelayanan
Pustakawan Agar Menjadi Lebih Baik.
Kemajuan teknologi memudahkan
pekerjaan manusia pada jaman sekarang ini. Alih-alih manusia dikondisikan agar
tidak banyak melakukan pekerjaan, karena sudah terbantu dengan teknologi yang
ada. Ruang gerak manusia “terbatas” karena teknologi. Bahkan
kemudahan-kemudahan yang tercipta, membuat manusia terisolasi dengan dunia
relasional dengan sesamanya. Sebagai contoh, jika orang ingin menikmati makanan
yang enak, tanpa harus memasaknya terlebih dahulu, orang tersebut bisa
memanfaatkan go food dalam aplikasi go-jek. Dalam hal ini, kreatifitas orang
tersebut menjadi tumpul, jiwa sosial untuk berjumpa dengan sesamanya juga
terbatas.
Di sisi lain, perkembangan teknologi
juga mulai merangkak-mendekati dunia perpustakaan. Perkembangan teknologi ini
dimanfaatkan manusia agar dapat memberikan pelayanan terbaik dan memudahkan
pustakawan dalam pelayanan. Namun tidak hanya menguntungkan bagi seorang
pustakawan dalam pelayanan tetapi juga bagi useruntuk memanfaatkan perpustakaan dengan semaksimal mungkin. Salah satu
perkembangan teknologi yakni dengan adanya Argumented Reality (AR) di
perpustakaan.
Teknologi
Argumented Reality (AR)
ini merupakan upaya untuk menggabungkan dunia nyata dengan dunia virtual yang
dibuat melalui komputer. AR menurut Azuma (1997) adalah sebuah varian dari
virtual enviroment (lingkungan virtual):
“ Augmented Reality (AR) is a varian of virtual Enviroments (VE), or Virtual Reality as it is more commonly called. VE technologies competely immerse a user inside a synthetic enviroment. While immersed, the user cannot see the real world a round him. In contrast, AR allows the user to see the real world, with virtual objects superimposed upon or composited with the real world”. Therefore, AR supplementnts reality, rather than completely replacing it.” AR can be thought of as the “middle ground” between VE (completely synthetic) and telepresence (completely real) ”
https://www.youtube.com/watch?v=mhUtgXOmJzo&t=3s
Ada beberapa keuntungan penggunaan AR dalam
perpustakaan yakni:
- Menghemat tenaga karena user maupun pustakawan tidak dipusingkan ketika mencari buku yang diinginkan.
- Menghemat waktu karena pencarian ini lebih cepat daripada yang manual.
- Menjadikan daya tarik bagi user untuk menggunakan media ini.
AR menjadi salah satu sarana yang membantu baik user
maupun pustakawan dalam proses pencarian buku yang diinginkan. Hal ini baik
jika dikembangkan di perpustakaan Indonesia, baik di tingkat perguruan Tinggi, publik library, maupun perpustakaan sekolah. Oleh karena itu
diperlukan sinergi antara pustakawan dengan para ahli teknologi informasi. Kerjasama
yang dibangun salah satunya adalah untuk mewujudkan sarana AR ini di
perpustakaan, sehingga pelayanan dalam bidang perpustakaan semakin lebih baik
lagi.
Sumber Bacaan:
Azuma, RT. (1997). A Survey of Augmented Reality. In
Presence: Teleoperators and Virtual Enviroments 6, 4 (August 1997), 355-385
Komentar
Posting Komentar