Passion Pustakawan: “ON”kan saja...



Passion Pustakawan: “ON”kan saja...

      Perkembangan dunia teknologi kini sudah tidak bisa dibendung lagi. Manusia kini berubah fungsi; dari sebagai tuan kini menjadi hamba bagi teknologi. Hidup  manusia pun sudah tergantung pada teknologi apapun itu bentuknya; dari mulai bangun pagi sampai tidur lagi. Gelombang besar ini jika tidak siap dihadapi maka akan terhanyut begitu saja bahkan akibatnya hilang tertelan arus perkembangan jaman.
      Beberapa hari yang lalu, saya bertemu seorang anak SD di daerah Yogyakarta. Jelas bahwa masa anak ini jauh berbeda dengan saya dulu waktu SD. Baginya tidak begitu kesulitan dan bukan masalah besar baginya untuk mendapatkan informasi, apapun itu. Karena ia telah memiliki “kamus” dalam gengamannya yang tak pernah lepas. Anak SD ini bertanya pada saya: “Mas...masnya kuliah ya?”tanyanya
“ Iya dek... “ jawabku singkat.
“ Kuliah apa mas...?” tanyanya seperti orang dewasa.
“Kuliah Management Informasi dan Perpustakaan”jawabku
“O..., berarti nanti nungguin perpustakaan ya? Emang masih ada yang mau ke perpustakaan?” tanyanya membuatku bisu.

      Obrolan singkat dengan anak SD ini membuatku berefleksi. Orang-orang seperti mereka inilah yang menjadi tantangan bagi saya. Orang-orang yang sudah lagi enggan datang ke perpustakaan karena mereka jauh lebih mendapatkan pengetahuan dan segala hal yang ingin diketahuinya dengan cepat dengan apa yang ada dalam genggamannya “teknologi dan informasi dalam genggaman”. Lalu bagaimana hal ini disikapi sebagai pustakawan?
https://www.libralibry.com/2018/01/contoh-visi-dan-misi-perpustakaan-sekolah.html
 Dalam buku “On” karya Jamil Azzani terdapat 4 hal yang menarik untuk digali yakni Vision, Action, Passion dan Collaboration. Vision. Orang atau kelompok yang hendak melangkah pastilah membutuhkan tujuan. Sebab orang yang hidup tidak memiliki tujuan, maka ia akan mudah terbawa arus, tidak ada semangat dan “greget” dalam menjalani hidup. Tidak ada sesuatu yang diperjuangkan dalam hidupnya. Maka perlulah menetapkan Visi dalam hidup dan dalam setiap aspek kehidupan.   
Action. Apabila vision sudah ditentukan maka kita tinggal mengupayakan, mewujudkannya dan menjalani hidup sesuai dengan vision kita masing-masing. Vision memberikan arah dan tujuan. Action adalah upaya mewujudkan vision. Passion. Upaya untuk mewujudkan vision adalah action yang dijalani dan diupayakan dengan passion. Melakukan dan mewujudkan vision dengan action tanpa passion ibarat robot. Hidup hanya asal hidup. Semua dikerjakan hanya karena tugas dan kewajibannya, tidak ada penjiwaan, tidak ada semangat. Hasilnya bisa tidak berkembang dan baik bahkan berantakan. Bahkan bisa jadi orang yang tanpa passion terjebak dalam rutinitas, menjenuhkan dan miskin kreatifitas. Collaboration. “No man is an island”. Sejak semula manusia itu sebagai makhluk sisial yang memerlukan orang lain. Kolaborasi pada dasarnya mneghasilkan kekuatan dan keuntungan yang lebih besar.
Lalu bagaimana dengan pustakawan? Ya kita “On” kan saja. Kita “ON” kan vision, action passion dan collaboration bagi perpustakaan. Perlulah upaya terus menerus dan berkesinambungan untuk seorang pustakawan berbenah diri. Vision seorang pustakawan juga harus jelas. Berhadapan dengan kemajuan jaman seorang pustakawan diharapkan mampu keluar dari zona nyamannya untuk mampu memikirkan vision perpustakaan yang lebih baik. Memperluas jejaring (collaboration) dan membentuk komunitas, bersama masyarakat menjadikan perpustakan menjadi lebih bermanfaat.
http://coretanridwan.blogspot.co.id/2012/04/bekal-penting-seorang-pustakawan.html
Seorang pustakawan juga harus memiliki passion; gairah kerja atas cinta akan profesi yang dijalani. Pertama, Seorang pustakawan diharapkan juga selalu memiliki ide kreatif atas ketekunannya untuk selalu menjadi yang terbaik. Kedua, pustakawan menyukai aktivitas yang dijalaninya dengan semangat, selalu konsisten, selalu memiliki gairah untuk sukses dan berani mengambil resiko dari apa yang dijalani dan yakin akan berhasil. Dan ketiga,  akhirnya adalah cinta dan kesetiaan pada pekerjaan akan menjadikan sebuah karya.

Sumber
Jamil Azzaini, On, Penerbit Mezania, 2013.

Komentar

  1. merefleksikan diri diperlukan dalam dunia perpustakaan. Sementara pada masa lalu, pustakawan selalu melihat kesalahan ada pada pihak pemustaka atau masyarakat, kini saatnya pustakawan melihat apa yang harus dibangun dalam diri pustakawan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer